Rumah Meteor Jatuh Diserbu Warga 2010-05-07 - Oleh : Durensawit, Warta Kota TIGA rumah rusak di Jalan Delima VI, Gang 2, RT 1/5, Kelurahan Malakasari, Kecamatan Durensawit, Jakarta Timur yang menjadi lokasi jatuhnya benda antariksa yang diduga kuat adalah meteor menjadi objek wisata warga. Sabtu (1/5), sejak pagi hari silih berganti warga mendatangi lokasi jatuhnya benda asing yang diduga meteor itu. Bukan hanya warga Jakarta saja yang penasaran dengan batu meteor, tetapi warga dari luar Jakarta dan luar daerah juga datang berbondong-bondong ke lokasi. Mereka kerap memadati lokasi kejadian yakni tepat di depan tiga rumah yang rusak akibat tertimpa meteor. Warga bergantian masuk ke dalam rumah Mardjuki Sobari (68) dan rumah Kusnadi (48) sekalipun masih dipasangi police line. Mereka antusias menyaksikan kerusakan di dalam rumah sambil berfoto-foto. Rumah Mardjuki dan rumah Kusnadi berada disamping kiri dan kanan rumah Sudarmodjo yang menjadi lokasi utama jatuhnya benda angkasa yang diduga kuat meteorit. Sementara rumah Sudarmodjo, tertutup rapat dan juga terpasang police line. Tak seorangpun diperbolehkan masuk ke rumah ini. Ternyata bukan hanya Jakarta dan sekitarnya saja yang penasaran dengan batu meteor yang menimpa rumah Sudarmodjo. Dua orang suami istri yang mengaku dari Padang, Sumatera Barat, juga mendatangi lokasi untuk melihat langsung batu aneh tersebut. Sunaryo (58) warga sekitar mengatakan suami istri itu datang pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.00. Sekitar dua jam melihat-lihat lokasi dan berfoto-foto, keduanya lalu meninggalkan lokasi. “Mereka juga membawa runtuhan puing-puing dari rumah Mardjuki dan Kusnadi,” ujarnya. Sedangkan Bambang (28), warga Bekasi, Jawa Barat mengaku sengaja datang ke lokasi kejadian karena penasaran dengan pemberitaan media massa. “Beneran batu meteor ya bu,” ungkapnya kepada salah seorang ibu, warga sekitar. Selain menyaksikan rumah yang rusak karena tertimpa meteor, Bambang juga tampak antusias bertanya-tanya dengan warga sekitar, mengenai gejala alam sebelum benda asing yang diduga meteor itu menghantam rumah Sudarmodjo. “Kalau ada gempa disertai suara mendesing dan kilatan cahaya lalau ledakan, itu sepertinya beneran meteor dech,” kata Bambang. Bambang datang ke lokasi kejadian bersama seorang wanita yang diakui kekasihnya. Hal senada juga diungkapkan Ida Nurmaidah (37), warga Serang, Banten, Jawa Barat. Ia mengaku sengaja dating ke lokasi untuk melihat fenomena alam unik. “Ini fenomena alam unik menurut kami. Karena kami ingin melihat langsung,” ujar Ida yang datang bersama adik dan seorang anaknya. Ida tampak antusias menyaksikan reruntuhan rumah yang rusak akibat dihantam benda yang diduga meteor. Ia juga bertanya-tanya ke warga sekitar apa benar melihat kilatan cahaya dan gempa sebelum ledakan terjadi. “Mumpung hari libur, kita liburannya ke sini,” ujarnya. Hardi (31) warga Cipinang yang datang dengan menggunakan sepeda motor bersama anak dan istrinya, Sabtu (1/5). Mereka juga ingin mendengarkan kesaksian warga yang melihat dan merasakan sebelum meteor itu menimpa tiga rumah. “Katanya di sini ada rumah yang hancur porak-poranda setelah kejatuhan meteor kemarin. Makanya saya langsung ke sini untuk lihat secara langsung. Karena dari kemarin saya hanya melihat dari tayangan televisi saja,” ujarnya. Lain halnya dengan Ari Yulianto, warga Pondokkopi yang juga datang ingin melihat kondisi sekitar jatuhnya meteor dan ingin mencari sisa-sisa debu yang menurutnya berbeda dengan yang ada di bumi. Bahkan ia mengumpulkan debu tersebut ke dalam plastik kecil untuk diperiksa kembali di rumah. Ramainya warga yang datang ke lokasi kejadian dimanfaatkan warga sekitar untuk menarik uang parker bagi motor dan mobil. Untuk motor ditarik uang parkir Rp 1.000 dan mobil Rp 2.000. Selain itu, puluhan pedagang juga tampak datang ke lokasi untuk menjajakan dagangannya. Mulai dari tukang bakso, tukang buah, tukang cendol dan lain sebagainya tampak berada di sekitar lokasi. Pantauan Warta Kota, sampai Sabtu malam, ratusan warga silih berganti berbondong-bondong mendatangi lokasi jatuhnya benda asing yang diduga meteor itu. Mereka memadati gang kecil yakni Gang 2 dan berkerumun di depan tiga rumah yang rusak dihantam benda angkasa. Warga yang datang membuat kemacetan di sekitar Jalan Perumnas Raya, dan Jalan Delima Raya. Dari dua jalan utama inilah, warga bisa masuk ke lokasi. Paranormal juga datang Selain warga biasa, seseorang yang mengaku paranormal juga mendatangi lokasi kejadian, Sabtu (1/5). Ia mengaku bernama Kamandaka dari Forum Komunikasi Paranormal Indonesia. Kamandaka tampak serius memperhatikan rumah Sudarmodjo yang rusak. Menurut Kamandaka, jatuhnya meteor ini pertanda bahwa sang pemilik rumah yakni Sudarmodjo akan mendapatkan rezeki besar. Rezeki itu menurutnya bisa berupa materi namun bisa juga suatu berkah yang akan sangat berguna bagi Sudarmodjo. "Menurut saya, Bapak akan mendapat rezeki besar," katanya. Saat ditanya lebih spesifik mengenai berkah dan materi yang dimaksudnya sebagai rezeki itu, Kamandaka enggan menjelaskan lebih lanjut. "Kita lihat saja nanti. Ada satu perubahan yang membuat pemilik rumah lebih baik," katanya. Sementara bila dikaitkan dengan keadaan Indonesia, Kamandaka berpendapat jatuhnya meteor ini adalah tanda negatif untuk Indonesia. “Bagi Indonesia, kita akan hadapi hal baru, kehidupan yang baru dan berita yang baru. Saya melihatnya cenderung negatif, tapi tergantung yang melihat. Kita lihat saja," kata Kamandaka. Kamandaka mengatakan, peristiwa jatuhnya meteorit ke bumi masih mungkin terjadi. "Tahun ini saya kira masih terjadi di Jakarta," ujarnya. Sementara itu Peneliti Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan kesimpulan awal pihaknya dari obeservasi di lapangan, benda angkasa yang jatuh itu adalah meteor jenis batuan. “Namun sampai hari ini masih terus kami teliti,” ujar Thomas, Sabtu (1/5). Menurut Thomas, berdasarkan sifatnya, meteor terbagi atas dua jenis yaitu metal dan batuan. Jika sifatnya metal, meteor yang jatuh ke bumi akan tersisa serpihan yang berupa lempengan besi. Kemudian untuk meteor yang sifatnya batuan maka jika jatuh akan menyisakan pecahan batu atau bisa juga hancur dalam bentuk debu atau pasir. Saat jatuh ke bumi, lintasannya pun tak mampu terdeteksi oleh pemancar karena bentuknya yang tidak terlalu besar. “Memang tidak terdeteksi oleh pemancar, mungkin karena bentuknya yang kecil," tambahnya Thomas menuturkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Puslabfor Mabes Polri dan melakukan penelitian untuk memastikan apakah benda asing yang jatuh itu meteor atau bukan. “Secepatnya kami akan bertemu Puslabfor dan meneliti bersama serta melakukan observasi kembali di lapangan bersama-sama,” katanya. Berikut ini adalah meteor yang jatuh di Indonesia dalam kurun waktu sekitar satu abad:
sumber: www.wartakota.co.id
Share it to :
Share |
||
2010-05-07 - Oleh :
wah, bahaya juga ya,,, lokasi kejadian dekat dengan rumah saya,,, wah, saatnya bertobat...